Notification

×

Iklan

Iklan

Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sekolah, Anak Driver Ojol di Tanggulangin Tidak Diperbolehkan Ikut PTS

| 10/13/2022 03:05:00 AM WIB Last Updated 2022-10-13T12:53:12Z

Willy Kristanto (52) Menunjukkan Tagihan Biaya Sekolah Anaknya. Foto/RRI




Akudarjo.com, Willy Kristanto (52) salah satu orangtua murid Sekolah menengah pertama (SMP) swasta di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur mengeluhkan beban biaya sekolah. Ia menuturkan, anaknya yang masih duduk di kelas IX tak bisa mengikuti (Penilaian tengah semester (PTS) lantaran tak bisa membayar tunggakan yang diwajibkan pihak sekolah.




Willy, warga Desa Sumorame, Kecamatan Tanggulangin yang juga termasuk golongan masyarakat tidak mampu ini, benar-benar merasa tertekan dengan biaya sekolah anak laki-lakinya tersebut.





"Jadi, dari pihak sekolah dimintai untuk membayar sebesar 50 persen dari tunggakan biaya sekolah anak saya sebasar Rp 2 juta lebih. Saya memang benar-benar tidak ada, apa yg harus saya buat bayar," keluhnya dikutip dari Radio Republik Indonesia (RRI), Selasa (11/10/2022).





Sebagai tulang punggung keluarga, bapak tiga anak ini menyesalkan keputusan pihak sekolah yang tidak memperbolehkan putra nya mengikuti jadwal PTS yang digelar pada 3 Oktober kemarin. Ia merasa sedih melihat anaknya dirumah sedangkan teman2 sekelasnya sedang mengikuti PTS selama 5 hari di sekolah.






"Sebelumnya dimulai ujian itu memang saya dipanggil pihak sekolah terkait masalah tunggakan uang DO. Say bilang mau nitip uang 300 ribu dulu supaya anak saya dapat ikut ujian, saya sudah usaha kesana kemari dapatnya segitu," terangnya.





Dengan harapan putranya bisa ikut ujian bersama temannya disekolah, Willy tak memikirkan biaya kebutuhan rumah tangga dan mengutamakan menyicil tunggakan biaya sekolah anak. Ia pun mengeluhkan langkah pihak sekolah yang menekannya agar membayar Rp 2 juta atau nitip 50 persen dari tunggakannya.





"Saya jawab, yang darimana Bu saya segitu. Untuk biaya kebutuhan sehari-hari aja drumah saya bingung," keluhnya.




Willy seorang driver online dengan kendaran sewaannya itu merasa kecewa dengan pihak sekolah yang sudah menerima cicilan sebasar Rp.300 ribu, namun anaknya masih tak bisa ikut ujian.




"Hari Jumat saya bayar, terus hari Seninnya pertama ujian dimulai paginya saya WA gurunya "apakah anak saya sudah boleh ikut ujian hari ini ?". Katanya sesuai keputusan Kepala sekolah harus membayar separuh dulu baru bisa ikut," urainya.




Dengan kondisi rumah tanpa pintu itu, Willy menguraikan keluhannya kepada RRI, ia hanya ingin anaknya bisa sekolah hingga lulus SMA. Selain anak bungsunya yang masih SMP ini, Willy juga mengeluhkan persoalan yang sama pada anak perempuannya. Akibat tak bisa melunasi biaya sekolah putrinya yang mestinya kini lulus SMA, kini kesulitan cari kerja karena Ijazahnya yang ditahan pihak sekolah Akibat persoalan biaya.




"Saya sebagai orang tua sudah berusaha keras mencari uang untuk biaya sekolah anak, agar anak saya bisa sekolah. Meskipun menunggak saya berusaha mengansur kok. Tapi kalau gak bisa ikut ujian saya takut anak saya kena mental dan gamau sekolah lagi," harapnya.


Sumber : RRI


×
Berita Terbaru Update